Tanggal 9 September tahun ini Kumata Studio genap berusia 15 tahun. Dalam perjalanannya sampai sekarang Kumata tentunya memiliki banyak cerita dan lika-liku. Mari kita simak kisah singkat di balik berdirinya Kumata Studio yang dipaparkan oleh ketiga founder-nya yaitu Ruben Adriano, Asep Suryana, dan Daryl Wilson.
Ruben menceritakan pada awalnya ide mendirikan studio animasi berasal dari tugas magang kuliah yang diikutinya dan keenam teman sesama mahasiswa sebuah perguruan tinggi swasta di Bandung. Dari pengalaman magang inilah kemudian muncul keinginan dari Ruben dan kawan-kawan untuk merintis sebuah perusahaan.
Usaha mendirikan studio dimulai dengan nama "Second Floor" yang terinspirasi dari tempat mereka bekerja yaitu di lantai 2 rumah salah satu pendiri. Proyek-proyek awal yang mereka kerjakan bisa dibilang sederhana, tetapi mereka bertekad untuk selalu memberikan yang terbaik bagi klien.
Di tahun 2005, nama "Second Floor" berganti menjadi "Kumata". "Ku" yang dalam bahasa sunda berarti "dengan", digabungkan dengan "mata" yaitu salah satu panca indera manusia.
"Jadi maksudnya 'dengan mata' karena kita bergerak di bidang visual," kata Asep memaparkan arti nama Kumata.
Salah satu pintu Kumata mulai dikenal sebagai perusahaan animasi adalah terlibat dalam proyek "Jalan Sesama" yang tayang di salah satu tv swasta nasional.
Namun, seperti kata pepatah, "bermain air basah, bermain api hangus", setiap usaha pasti ada kesulitan dan tantangannya. Hal itu jugalah yang dialami oleh Kumata ketika beberapa pendiri memilih berkarir di luar perusahaan sehingga di tahun 2010 hanya menyisakan Ruben, Asep, dan Daryl.
Meskipun begitu, Kumata tidak berhenti berkarya. Mudah? Tentu saja tidak. Bagi mereka bertiga membangun perusahaan merupakan sebuah tantangan. Trial dan Error sudah pasti menjadi bagian yang harus selalu dijalani.
"Pasti ada terus tantangan, yang penting harus berani ambil langkah, pasti ada solusi," ungkap Ruben.
Kumata mulai dikenal oleh masyarakat salah satunya melalui film animasi layar lebar produksi Falcon Pictures yaitu Si Juki the Movie yang tayang pada tahun 2017 lalu. Dalam film ini Kumata terlibat dalam banyak proses mulai dari pembuatan naskah cerita, storyboard, gambar ilustrasi, animasi, hingga proses paska produksi. Film Si Juki the Movie sendiri berhasil memenangkan piala Citra 2018 dalam kategori "Film Animasi Terbaik".
Daryl Wilson, selaku CEO Kumata Studio, mengungkapkan bahwa kemenangan film Si Juki the Movie dalam Piala Citra FFI tahun 2018 menjadi salah satu momen penting bagi dirinya bersama Kumata. Meskipun menurut Daryl, setiap tahun di Kumata selalu menjadi momen yang penting.
Daryl juga menceritakan bahwa sejak awal pendirian Kumata, dirinya dan kawan-kawan membuat goals bersama setiap tahunnya. Goals yang dibuat memang terkesan sulit dan tidak mungkin tercapai. Namun, seiring berjalannya waktu satu persatu goal tersebut dapat terealisasi berkat semangat dan komitmen di antara mereka.
"Harapan kita lima tahun ke depan dapat menjadi service studio terbaik di Asia Tenggara dan bisa menyalurkan konten original Kumata yang menginspirasi dunia internasional," papar Daryl menjawab harapan untuk Kumata di masa mendatang.
"Kumata menjadi idola semua orang yang mau masuk dunia animasi," harap Asep optimis.
Senada dengan keduanya, Ruben juga mengatakan, "Kumata bisa menjadikan industri kreatif lebih hidup, menjadi tolak ukur animasi Indonesia, dan mempunyai IP yang dikenal secara nasional dan internasional."
Semoga segala cita-cita dan harapan bisa tercapai, selamat 15 tahun Kumata! (brl)