Logo PT Kumata Indonesia
NEWS - COMPANY NEWS

Millie, Stone & Boone Menuai Pujian di AAS 2018

Posted on:
Share To

Projek animasi Millie, Stone & Boone menuai pujian pada presentasi AAS 2018 di Seoul, Korea Selatan.

Tiga puluh konsep animasi terbaik dari Korea, Indonesia, Australia, Malaysia, Thailand, China, dan New Zealand melakukan presentasi pada Asian Animation Summit (AAS) 2018. AAS tahun ke-7 ini diadakan selama 3 hari yaitu pada 28 – 30 November 2018 dengan menghadirkan para investor, produser, distributor, dan perwakilan channel animasi internasional.

Pada Live Pitch kali ini tampak lebih banyak karya yang mengangkat budaya lokal, tetapi dengan cerita yang dapat dinikmati penonton global. Berbeda dengan karya-karya di acara sebelumnya yang cenderung mengangkat kisah-kisah barat.

“Saya pikir sebelumnya akan melihat banyak projek yang terlalu global dan projek yang hampir umum karena mereka kehilangan esensi lokal. Namun ternyata cerita yang datang dari Indonesia dan Malaysia sangat unik dan luar biasa,” ungkap Aram Yacoubian, Director Kids and Family International Netflix. “Ada keseimbangan yang jauh lebih baik di tahun ini, yaitu penggabungan antara esensi lokal dengan tema cerita universal.”

Projek seperti Millie, Stone & Boone menjadi karya yang memperlihatkan pemandangan lokal dan hewan yang jarang terlihat dalam media pada umumnya, namun dengan cerita yang dapat dipahami semua anak. Millie, Stone & Boone bercerita tentang tiga karakter hewan yaitu luwak, tapir dan monyet yang bekerja sebagai pengantar barang di hutan.

“Indonesia sangat menunjukkan peningkatan,” pesan Jan Stradling, Commissioning Editor ABC Children Australia. “Animasi dalam projek tersebut terlihat luar biasa, ceritanya pun sangat kuat dan unik,” lanjutnya.

Para media yang hadir seperti Netflix, Amazon, Nickeledeon, ABC Australia dan Super RTL sangat menyukai projek-projek yang ditampilkan, mereka juga tertarik untuk melihat lebih banyak lagi.

“Saya terkesan melihat semuanya semakin baik dan semakin menarik setiap tahunnya,” ujar Stradling.

Selama 6 tahun terakhir, sekitar 50% proyek yang ditampilkan pada AAS telah di produksi, seperti Bluey (2017), Bottersnikes & Gumbles (2012), Kuu Kuu Harajuku (2013), Wonderballs (2012) dan Baloon Barnyard (2014).

Asian Animation Summit diadakan oleh Kidscreen, bekerjasama dengan KOCCA (Korea), BEKRAF (Indonesia), Create NSW Screen Queensland (Australia), MDEC (Malaysia), DITP (Thailand), ASIFA (China), dan Wellington Animation Grup (New Zealand). Acara ini dirancang untuk membantu produsen menemukan mitra produksi dan menjalin hubungan dengan para investor internasional.

Sumber: kidscreen.com

Share To